Menyikapi perseteruan sahabat Nabi Muhammad SAW









Dalam hadits Abu Bakrah dan Abu Musa al-Asy’ari bahwa Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda :

إِذَا الْتَقَى الْمُسْلِمَانِ بِسَيْفَيْهِمَا، فَالْقَاتِلُ وَالْمَقْتُولُ فِي النَّارِ ، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذَا الْقَاتِلُ، فَمَا بَالُ الْمَقْتُولِ؟ قَالَ: إِنَّهُ أَرَادَ قَتْلَ صَاحِبِهِ

"Jika dua orang muslim berperang dengan pedang mereka, yang membunuh dan yang terbunuh masuk neraka,” para Sahabat bertanya,“Wahai Rasûlullâh, yang membunuh tentu saja, tetapi bagaimana dengan yang terbunuh?” Beliau shallallâhu 'alaihi wa sallam menjawab, “Yang terbunuh juga ingin membunuh lawannya.”  (HR al-Bukhâri, no. 31 dan Muslim, no. 2.888)

Hadits ini termasuk hadits ancaman (wa’id). Pembunuhan adalah dosa besar, namun tidak sampai mengakibatkan pelakunya keluar dari Islam. Dosa yang tidak sampai derajat kufur berada di bawah kehendak Allâh Ta'âla. Bisa saja Allâh Ta'âla mengampuninya atau menghukum pelakunya. Maksud hadits di atas, pembunuh dan yang dibunuh berhak masuk neraka atau akan masuk neraka jika Allâh tidak berkehendak mengampuni mereka.
Kemudian perlu diketahui bahwa yang dimaksudkan dalam hadits di atas adalah pertumpahan darah karena dunia, sebagaimana dijelaskan oleh riwayat al-Bazzar:

إذَا اقْتَتَلْتُمْ عَلَى الدُّنْيَا فَالْقَاتِلُ وَالْمَقْتُولُ فِي النَّارِ

Jika kalian berperang karena dunia, maka yang membunuh dan terbunuh masuk neraka.

Oleh karena, itu Imam an- Nawawi –rahimahullâh– mengatakan, “Dan ketahuilah bahwa peperangan yang terjadi di kalangan sahabat –radhiyallâhu'anhum– tidak masuk dalam ancaman hadits di atas. Madzhab Ahlus Sunnah adalah berprasangka baik kepada para Sahabat dan tidak membicarakan perseteruan yang terjadi di antara mereka. Para sahabat semua berijtihad dan memiliki ta`wil (alasan). Mereka tidak sengaja bermaksiat atau semata-mata mengejar dunia. Masingmasing pihak meyakini diri mereka benar dan lawan mereka salah, sehingga wajib diperangi agar kembali kepada kebenaran. Sebagian dari mereka benar dan sebagian lagi salah, namun yang salah dimaafkan karena berdasarkan ijtihad bahwa orang yang berijtihad itu jika salah tidak berdosa, dan Ali –radhiyallâhu ‘anhu- adalah pihak yang benar dalam peperangan itu.

Jadi jelaslah bahwa hadits di atas tidak menunjukkan bahwa para Sahabat yang berperang akan masuk neraka. Mereka adalah generasi terbaik umat Islam yang harus kita hormati dan tidak boleh dicela.
Wallâhu A’lam.

baca juga  STRATEGI DAKWAH NABI YANG DAPAT DITERAPKAN DALAM USAHA
sumbrer :

http://majalah-assunnah.com/index.php/soal-jawab/406-penyikapan-terhadap-perseteruan-sahabat
Share on Google Plus

About Kang

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment